Jumat, 27 November 2015

Telaah Kurikulum (Tugas 5)

Tugas Individu

Kurikulum menurut Kerr, J.F (1968) adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik disekolah maupun diluar sekolah. Inlow (1966), mengemukakan pendapatnya bahwa kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang khusus oleh pihak sekolah guna membimbing murid untuk memperoleh hasil dari pembelajaran yang sudah ditentukan. Menurut pendapat Beauchamp (1968), pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis yang kandungannya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan rancangan pembelajaran yang dijadikan patokan atau pedoman oleh pendidik untuk diajarkan kepada peserta didiknya yang berisi menngenai tujuan, isi maupun bahan pembelajaran.
Pada mata kuliah telaah kurikulum, para mahasiswa membentuk kelompok dan membahas kurikulum pada tingkat PAUD, SD, SMP, dan SMA/MA/SMK. Menariknya, banyak sekali kejanggalan yang ditemukan pada pembahasan kurikulum tersebut dan metode tersebut sangat membantu bagi para mahasiswa untuk lebih berpikir kritis serta memberikan wawasan yang tentang kurikulum mata pelajaran seni budaya pada semua tingkat. Mulai dari materi yang diajarkan, alokasi waktu, metode pembelajarannya dan lain sebagainya.
Dari beberapa kurikulum seni budaya yang sudah dibahas, saya pribadi tertarik untuk membahas kurikulum yang ada pada tingkat SLB. Berikut kurikulum Seni Budaya (Seni Rupa) yang ada pada tingkat SMALB B Negeri Singaraja Kelas X Tahun ajaran 2014/2015.


KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA TUNA RUNGU
SBK  KELAS X
(SENIRUPA)


KOMPETENSI INTI KHUSUS
KOMPETENSI DASAR KHUSUS
1.     Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya
1.1     Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah Tuhan
2.    Menghayati dan  mengamalkan  perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif  dan proaktif,  dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1     Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni
2.2     Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni
2.3     Menunjukkan perilaku mengenal sikap disiplin, tanggung jawab dan kepedulian terhadap alam sekitar melalui berkarya seni
3.   Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
3.1    Mengenal dan berkarya seni kolase
3.2    Mengenal karya dua dan tiga dimensi berdasarkan pengamatan
3.3    Mengetahui berbagai alur cara dan pembuatan  karya kreatif kain celup
3.4    Mengetahui berbagai alur cara dan pembuatan  karya kerajinan assesoris
3.5    Mengetahui berbagai alur cara dan pembuatan karya rekayasa sederhana yang dapat digerakkan dengan angin.
4.    Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1   Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan di lingkungan sekitar
4.2   Membentuk  Membuat karya seni tiga dimensi dari bahan alam
4.3   Membuat karya kerajinan ikat celup dengan berbagai teknik buatan
4.4   Membuat karya kerajinan asesoris dengan berbagai bahan dan teknik
4.5   Membuat karya rekayasa sederhana yang dapat digerakkan dengan angin













Jika dibandingkan dengan kurikulum yang ada pada tingka SMA Kelas X terlihat sangat berbeda.
      Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa
      Menerapkan jenis, simbol, dan nilai estetis dalam konsep seni rupa
      Memahami pameran karya seni rupa
      Memahami jenis, simbol, fungsi dan nilai estetis dalam kritik karya seni rupa
      Membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarkan melihat model
      Membuat karya seni rupa tiga dimensi berdasarkan melihat model
      Memamerkan hasil karya seni rupa
      Membuat tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan hasil pengamatan



TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
 Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa
Memahami pameran karya       seni rupa
     Memahami, jenis, simbol fungsi dan nilai estetis    dalam kritik karya seni rupa
Menerapkan jenis, simbol,       fungsi dan nilai estetis dalam konsep seni rupa
Membuat karya seni rupa dua       dimensi berdasarkan melihat model
     Membuat karya seni rupa tiga     dimensi berdasarkan melihat model
     Membuat tulisan kritik karya     seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan hasil pengamatan
        Memamerkan hasil karya seni     rupa

Pada dasarnya pendidikan di SMALB sama dengan pendidikan di SMA umumnya, namun pada SMALB lebih menekankan pada pada pembelajaran seni yang bertujuan untuk melatih motorik halus maupun kasar anak tunarungu, dimana pada materinya kebanyakan pembelajaran seni rupa diupayakan untuk meningkatkan kemampuan pola berpikir kreatif pada anak tunarungu.
Berbeda halnya dengan SMA yang menekankan pada pembelajaran yang berbasis TI dan lebih menekankan agar anak mampu untuk memanage sebuah pameran pada akhir pertemuan mata pelajaran seni budaya terutama di bidang seni rupanya.
Jika dilihat dari metode pembelajarannya juga mungkin akan sedikit berbeda. Karena anak SMALB harus dibimbing secara khusus. Dilihat dari hasil karyanya yang saya kumpulkan pada mata pelajaran seni budaya, pola penggambaran mereka masih tergolong mirip dengan karya anak – anak pada tingkat SMP. Namun yang manarik adalah cara mereka menggambar ternyata tidak kalah kreatifnya dengan anak – anak lain seumuran mereka. Bahkan mereka tidak ragu – ragu untuk mencoret kertas yang sudah diberikan. Walaupun pada awalnya mereka sempat bingung untuk menggambar apa, dan kejadian ini tidak hanya terjadi pada anak – anak SLB saja, tetapi juga pada anak normal lainnya.
Pendidikan tidak hanya merupakan hak anak normal saja, tetapi juga anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa memerlukan perlakuan yang berbeda dengan anak normal dilihat dari berbagai aspek seperti pendidikan, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menciptakan langkah-langkah efektif bagi anak berkebutuhan khusus agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan yakni menumbuhkan kemandirian siswa.

Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa kurikulum SMA dan SMALB bisa disamakan agar pertumbuhan dan perkembangan anak berketerbelakangan (tunarungu) sama dan setara dengan anak SMA normal lainnya.



Daftar Pustaka
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html diakses pada tanggal 18 November 2015 pukul 10:59 WITA
Catatan :  
Kurikulum SMA (sumber :
Kurikulum SMALB (sumber : SMALB B Negeri Singaraja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar