Tugas
Individu
Kurikulum
menurut Kerr, J.F (1968) adalah semua pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik disekolah maupun diluar
sekolah. Inlow (1966), mengemukakan pendapatnya bahwa kurikulum adalah
usaha menyeluruh yang dirancang khusus oleh pihak sekolah guna membimbing murid
untuk memperoleh hasil dari pembelajaran yang sudah ditentukan. Menurut
pendapat Beauchamp (1968), pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis
yang kandungannya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta
didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003,
pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Dari
beberapa pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan rancangan pembelajaran yang dijadikan patokan atau pedoman
oleh pendidik untuk diajarkan kepada peserta didiknya yang berisi menngenai
tujuan, isi maupun bahan pembelajaran.
Pada
mata kuliah telaah kurikulum, para mahasiswa membentuk kelompok dan membahas
kurikulum pada tingkat PAUD, SD, SMP, dan SMA/MA/SMK. Menariknya, banyak sekali
kejanggalan yang ditemukan pada pembahasan kurikulum tersebut dan metode
tersebut sangat membantu bagi para mahasiswa untuk lebih berpikir kritis serta
memberikan wawasan yang tentang kurikulum mata pelajaran seni budaya pada semua
tingkat. Mulai dari materi yang diajarkan, alokasi waktu, metode
pembelajarannya dan lain sebagainya.
Dari
beberapa kurikulum seni budaya yang sudah dibahas, saya pribadi tertarik untuk
membahas kurikulum yang ada pada tingkat SLB. Berikut kurikulum Seni Budaya
(Seni Rupa) yang ada pada tingkat SMALB B Negeri Singaraja Kelas X Tahun ajaran
2014/2015.
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA
DAN PRAKARYA TUNA RUNGU
SBK KELAS X
(SENIRUPA)
KOMPETENSI
INTI KHUSUS
|
KOMPETENSI
DASAR KHUSUS
|
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
|
1.1
Mengagumi
ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai
anugerah Tuhan
|
2. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
2.1
Menunjukkan
sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni
2.2
Menunjukkan
rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan
ide dalam berkarya seni
2.3
Menunjukkan
perilaku mengenal sikap disiplin, tanggung jawab dan kepedulian terhadap alam
sekitar melalui berkarya seni
|
3.
Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
|
3.1
Mengenal
dan berkarya
seni kolase
3.2
Mengenal
karya dua dan tiga dimensi berdasarkan pengamatan
3.3
Mengetahui
berbagai alur cara dan pembuatan karya
kreatif kain celup
3.4
Mengetahui
berbagai alur cara dan pembuatan karya
kerajinan assesoris
3.5
Mengetahui
berbagai alur cara dan pembuatan karya rekayasa sederhana yang dapat
digerakkan dengan angin.
|
4. Mengolah, menalar dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
|
4.1
Membuat
karya seni kolase dengan berbagai bahan di lingkungan sekitar
4.2
Membentuk Membuat karya seni tiga dimensi dari bahan
alam
4.3
Membuat
karya kerajinan ikat celup dengan berbagai teknik buatan
4.4
Membuat
karya kerajinan asesoris dengan berbagai bahan dan teknik
4.5
Membuat
karya rekayasa sederhana yang dapat digerakkan dengan angin
|
Jika
dibandingkan dengan kurikulum yang ada pada tingka SMA Kelas X terlihat sangat
berbeda.
• Memahami
bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa
• Menerapkan
jenis, simbol, dan nilai estetis dalam konsep seni rupa
• Memahami
pameran karya seni rupa
• Memahami
jenis, simbol, fungsi dan nilai estetis dalam kritik karya seni rupa
• Membuat karya seni rupa dua dimensi
berdasarkan melihat model
• Membuat
karya seni rupa tiga dimensi berdasarkan melihat model
• Memamerkan
hasil karya seni rupa
• Membuat
tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis
berdasarkan hasil pengamatan
TEORI
|
PRAKTIK
|
APRESIASI
|
• Memahami bahan, media dan teknik dalam
proses berkarya seni rupa
• Memahami
pameran karya seni rupa
• Memahami,
jenis, simbol fungsi dan nilai estetis dalam
kritik karya seni rupa
|
• Menerapkan
jenis, simbol, fungsi dan nilai
estetis dalam konsep seni rupa
• Membuat
karya seni rupa dua dimensi berdasarkan
melihat model
• Membuat
karya seni rupa tiga dimensi
berdasarkan melihat model
• Membuat
tulisan kritik karya seni rupa
mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan hasil pengamatan
|
•
Memamerkan hasil karya seni rupa
|
Pada
dasarnya pendidikan di SMALB sama dengan pendidikan di SMA umumnya, namun pada
SMALB lebih menekankan pada pada pembelajaran seni yang bertujuan untuk melatih
motorik halus maupun kasar anak tunarungu, dimana pada materinya kebanyakan
pembelajaran seni rupa diupayakan untuk meningkatkan kemampuan pola berpikir
kreatif pada anak tunarungu.
Berbeda
halnya dengan SMA yang menekankan pada pembelajaran yang berbasis TI dan lebih
menekankan agar anak mampu untuk memanage sebuah pameran pada akhir pertemuan
mata pelajaran seni budaya terutama di bidang seni rupanya.
Jika
dilihat dari metode pembelajarannya juga mungkin akan sedikit berbeda. Karena
anak SMALB harus dibimbing secara khusus. Dilihat dari hasil karyanya yang saya
kumpulkan pada mata pelajaran seni budaya, pola penggambaran mereka masih
tergolong mirip dengan karya anak – anak pada tingkat SMP. Namun yang manarik
adalah cara mereka menggambar ternyata tidak kalah kreatifnya dengan anak –
anak lain seumuran mereka. Bahkan mereka tidak ragu – ragu untuk mencoret
kertas yang sudah diberikan. Walaupun pada awalnya mereka sempat bingung untuk
menggambar apa, dan kejadian ini tidak hanya terjadi pada anak – anak SLB saja,
tetapi juga pada anak normal lainnya.
Pendidikan
tidak hanya merupakan hak anak normal saja, tetapi juga anak berkebutuhan
khusus. Anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa memerlukan perlakuan yang
berbeda dengan anak normal dilihat dari berbagai aspek seperti pendidikan,
keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menciptakan
langkah-langkah efektif bagi anak berkebutuhan khusus agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yakni menumbuhkan kemandirian siswa.
Bahkan
tidak menutup kemungkinan bahwa kurikulum SMA dan SMALB bisa disamakan agar
pertumbuhan dan perkembangan anak berketerbelakangan (tunarungu) sama dan
setara dengan anak SMA normal lainnya.
Daftar
Pustaka
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html
diakses pada tanggal 18 November 2015 pukul 10:59 WITA
Catatan
:
Kurikulum SMA (sumber :
Kurikulum SMALB (sumber : SMALB B Negeri Singaraja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar