Pada
postingan saya kali ini, saya akan mencoba membahas dan menganalisis gambar
anak usia 5 tahun yang termasuk kedalam masa prabagan. Dimana salah satu gambar
anak tersebut memiliki keterbelakangan fisik yaitu tidak bisa berbicara dan
mendengar yang bersekolah di SLB B Negeri Singaraja - Bali, yang didapatkan
oleh teman saya dengan cara menyuruh dia untuk menggambar langsung.
Gambar
1. Rian (6-7 tahun)
Anak
ini memiliki keterbelakngan fisik yaitu tidak bisa mendengar dan berbicara. Pada
karyanya, sepertinya dia menggambarkan ogoh-ogoh yang lengkap dengan tangan
serta kakinya. Saya tidak bisa memastikan bahwa gambar tersebut adalah gambar
ogoh-ogoh karena teman saya kesulitan untuk berkomunikasi dengannya. Tetapi
dilihat dari hasil gambarnya, dia menggambarkan kaki yang disambung menggunakan
garis dengan balok dibawahnya yang menyerupai ogoh-ogoh. Kemudian dia
menggambarkan mahkota diatas kepala ogoh-ogoh tersebut. Pada balok yang berada
dibawah kaki ogoh-ogoh, dia menulis angka dan huruf yaitu 2 A 3 4 3, dimana
anak tersebut mungkin sedang belajar menulis angka. Dari gambar tersebut saya
bisa menyimpulkan bahwa anak ini termasuk ceria dan aktif walaupun dengan
keadaannya yang tidak sempurna. Hal ini dibuktikan dengan pola gambarnya yang
tidak kalah kreatif dengan anak-anak normal seumurannya serta penggambaran
ogoh-ogoh yang sedang tersenyum menunjukkan bahwa anak ini mungkin menyukai
kegiatan yang berkaitan dengan ogoh-ogoh. Pada gambar anak ini juga dapat
dilihat bahwa anak tersebut belum mendapatkan pengaruh dari orang dewasa. Hal
ini dibuktikan dengan penggambaran wajah yang hanya terdapat mata dan mulut
saja. Kemudian pola penggambaran wajah yang biasanya kita temukan pada anak
umumnya adalah dengan menggambarkan wajah yang bulat namun berbeda dengan
gambar anak ini. Dia menggambarkan wajah dengan lempeng dan menyerupai
segienam. Pada penggambaran kaki dan tanganpun dapat dilihat bahwa anak
tersebut belum mendapat pengaruh dari orang dewasa. Pada gambar tangan dan
kaki, jumlah kaki dan tangan hanya 3 saja.
Dari
analisis gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak usia prabagan
yang terjadi pada anak yang berketerbelakangan maupun yang tidak, hampir
memiliki kesamaan. Sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Viktor Lowenfeld
bahwa pada masa prabagan., kecenderungan umum pada tahap ini, objek
yang digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala-berkaki. Sebuah lingkaran
yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai
pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya pada tahap ini yaitu telah
menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek dari dunia
sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna belum ada hubungan
tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah, coklat atau warna
lain yang disenanginya. Kemungkinan besar karena anak tersebut memiliki sifat
yang ceria sehingga tidak membuat anak ini merasa minder dan dilihat dari
karyanya bahwa anak ini memiliki kreativitas yang menyamai anak-anak normal
seusianya.
Pustaka
Bandi
Soebandi. Mengenal Periodisaisi
Perkembangan Seni Rupa Anak tersedia
pada /file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031-BANDI_SOBANDI/MENGENAL_PERKEMBANGAN_SENI_RUPA_ANAK-ANAK_(Materi).pdf
diunduh pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.45 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar