Selasa, 06 Oktober 2015

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (Tugas 6)



ANALISIS GAMBAR

Dalam psikologi perkembangan, dinyatakan bahwa pada rentang kehidupan manusia khususnya anak ada yang disebut masa keemasan yang dikenal dengan masa peka. Hal ini dipertegas oleh Piere Duquet (1953: 41) bahwa: “A childre who does not draw is an anomaly, and particulary so in the years between 6 an 10, which is outstandingly the golden age of creative expression”.
Pada masa peka atau keemasan ini anak harus diberi kesempatan agar potensi yang dimilikinya berfungsi secara maksimal. Masa peka tiap orang berbeda-beda. Secara umum, masa peka menggambar ada pada masa 5 tahun, sedangkan masa peka perkembangan ingatan logis pada umur 12 dan 13 tahun (Muharam dan Sundaryati, 1991: 33).
Ada dua cara untuk memahami perkembangan seni rupa anak-anak. Pertama, mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan senirupa anak menurut para ahli. Kedua, mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang usia yang relevan dengan teori yang telah kita pelajari.
Kegiatan mengamati atau menganalisis karya anak rentang usia 3, 4, 7, dan 9 tahun. Menurut teori perkembangan Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1970) dalam: Creative and Mental Growth, sebagai berikut :

Ket. Gambar anak usia 4 tahun


Ket. Gambar anak usia 7 tahun


Ket. Gambar anak usia 3 tahun


Ket. Gambar anak usia 9 tahun

Menurut konsep perkembangan yang dikemukakan oleh Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain gambar diatas masuk kedalam masa prabagan (Pre Schematic Period). Usia anak pada tahap ini bisanya berada pada jenjang pendidikan TK dan SD kelas awal. Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala-berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah, coklat atau warna lain yang disenanginya.

Seperti yang terlihat pada gambar anak usia 3 tahun. Pada gambar tersebut dapat kita analisis menurut teori yang dikemukakan oleh Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1970). Terlihat bahwa gambar yang dihasilkan anak tidak beraturan. Dia menggambarkan manusia hanya dengan lingkaran yang diisi mata, tangan serta kaki. Kemudian penggambaran bunga yang masih belum menyerupai bentuk aslinya serta gambar monster. Gambar tersebut menunjukkan bahwa konsep perkembangan anak yang dikemukakan oleh Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain emang benar. Meskipun pada awalnya anak tersebut bingung dan menanyakan ingin menggambar apa, namun setelah diarahkan dan diberikan contoh terlihat bahwa anak tersebut menyukai dan menikmati kegiatan menggambar. Begitu juga dengan gambar pada anak usia 4 tahun.

Sedangkan pada gambar anak umur 7 tahun ditemukan pola yang sama seperti gambar-gambar anak Indonesia pada umumnya. Terdapat penggambaran gunung kembar awan, matahari, burung, dll. Kedua gambar tesebut menunjukkan pola Masa Bagan (Schematic Period). Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah (tampak pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian kanan rebah ke kanan). Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Pemahaman warna sudah mulai disadari. Warna biru langit berbeda dengan biru air laut. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini. Terlihat pada gambar anak usia 7 tahun tersebut juga sudah mulai dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumahnya yang masih asri, terdapat gunung serta taman di depan rumahnya.

Selanjutnya, untuk gambar anak usia 9 tahun ditemukan pola menjiplak atau meniru dari objek yang dia lihat. Dia menggambarkan bunga dan daun seperti desain yang ada pada bajunya. Tetapi dia masih belum menganal proporsi dan komposisi. Dimana gambar yang dihasilkan masih tidak beraturan penempatannya. Ada yang di tempatkan di pinggir kertas, dan ada yang digambarkan terbalik. Bahkan penggambaran bunganya terlihat digambarkan sepotong saja sesuai dengan apa yang dia lihat pada desain bajunya. Terlihat jelas bahwa anak tersebut meniru gambar yang dia lihat pada bajunya.

Perkembangan pada anak memang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tidak bisa kita pungkiri mengingan masa pertumbuhan anak dipengaruhi juga oleh faktro lingkungan, keluarga, ppembawaan, makanan serta asupan gizi, dan lain sebagainya. Namun pada umumnya sebagian anak mengalami pola perkembangan yang sama sesuai yang dikemukakan oleh para ahli. Dengan menganalisis gambar anak kita bisa mengetahui apakah anak tersebut tergolong dalam anak yang kreatif atau justru mengalami kekurangan.

Pustaka
Bandi Sobandi. Mengenal Periodisasi Perkembangan Seni Rupa Anak, tersedia pada




Tidak ada komentar:

Posting Komentar