Kegiatan
menggambar merupakan salah satu media untuk mengembangkan kreativitas anak. Bagi
sebagaian anak yang menyukai kegiatan menggambar melakukan kegiatan menggambar
sama halnya dengan bermain. Mereka akan merasa senang dan tanpa sadar akan
menghasilkan beberapa gambar sekaligus. Pada postingan saya kali ini, saya akan
membahas beberapa gambar yang dikumpulkan oleh teman-teman saya dari beberapa
klasifikasi umur yaitu umur 2,5 tahun, 6 tahun dan 9 tahun.
Gambar
1. Karin (2,5 tahun)
Sumber. Dok. Pribadi
Menurut
Viktor
Lowenfeld dan Lambert Brittain (1970) dalam: Creative and Mental Growth usia 2-3 tahun termasuk dalam masa
mencoreng. Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1970) menyatakan
kesenangan membuat goresan pada anak-anak usia dua tahun bahkan sebelum dua
tahun sejalan dengan perkembangan motorik tangan dan jarinya yang masih
menggunakan motorik kasar. Hal ini dapat kita temukan anak yang melubangi atau
melukai kertas yang digoresnya. Goresan-goresan yang dibuat anak usia 2-3 tahun
belum menggambarkan suatu bentuk objek. Pada awalnya, coretan hanya mengikuti
perkembangan gerak motorik. Biasanya, tahap pertama hanya mampu menghasilkan
goresan terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal ini tentunya
berkaitan dengan kemampuan motorik anak yang masih mengunakan morotik kasar.
Kemudian, pada perkembangan berikutnya penggambaran garis mulai beragam dengan
arah yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis
melingkar.
Pada gambar ini goresan yang dihasilkan si
anak masih bebas yaitu kebanyakan Karin menggores dengan arah vertikal dan
horizontal sehingga menghasilkan goresan bebas dan bertumpuk. Warna yang
digunakan pun beragam. Anak-anak pada masa ini memiliki jiwa bebas
dan ceria. Mereka sangat menyenangi warna-warna yang cerah misalnya dari
crayon. Kesenangan menggunakan warna biasanya setelah ia bisa memberikan judul
terhadap karya yang dibuatnya. Penggunaan warna pada masa ini lebih menekankan
pada penguasaan teknik-mekanik penempatan warna berdasarkan kepraktisan
penempatannya dibandingkan dengan kepentingan aspek emosi.
Garis-garis yang dihasilkan oleh anak
tersebut merupakan bentuk bunga yang ia gambarkan dengan arah vertical maupun
horizontal. Terlihat bahwa anak tersebut memang masih belum mendapatkan
pengaruh dari orang dewasa. Dengan goresan yang liar tersebut sang anak
bercerita tentang kesukaannya terhadap bunga. Anak ini tergolong aktif dan
sering bertanya ketika proses menggambar berlangsung. Hal ini membuktikan bahwa
anak ini menyukai kegiatan menggambar.
Gambar 2. Komang Wisnu (6 tahun)
Sumber. Dok. Pribadi
Pada usia 6 tahun yang termasuk kedalam
masa prabagan yaitu rentang usia 4-7 tahun. Usia anak pada tahap ini bisanya berada pada
jenjang pendidikan TK dan SD kelas awal. Kecenderungan umum pada tahap ini,
objek yang digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala-berkaki. Sebuah
lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis
sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya pada tahap ini
yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek
dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna belum
ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah,
coklat atau warna lain yang disenanginya.
Dari karya anak ini terlihat bahwa sang
anak memiliki kreativitas serta imajinasi yang tinggi dibandingkan dengan anak
seusianya pada umumnya. Biasanya yang sering kita jumpai pada anak usia 6 tahun
adalah penggambaran pola gunung kembar dan sebagainya yang biasa diajarkan di
sekolah. Namun berbeda dengan anak ini. Dia menggambarkan pesawat luar angkasa
yang sedang terbang lengkap dengan gambar bintang. Pewarnaannya pun sudah
terbilang bagus karena dia sudah mengenal gradasi warna serta mengetahui bahwa
warna langit di luar angkasa yang hitam. Sepertinya anak tersebut memang
mengikuti sanggar atau les menggambar.
Gambar 3. Haikal (9 tahun)
Sumber. Dok. Pribadi
Usia 9 tahun termasuk ke dalam masa
Realisme Awal. Pada masa ini karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran
perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka
menyatukan objek dalam lingkungan. Selain itu kesadaran untuk berkelompok
dengan teman sebaya dialami pada masa ini. Perhatian kepada objek sudah mulai
rinci. Namun demikian, dalam menggambarkan objek, proporsi (perbandingan
ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.
Dari sekian banyak gambar yang sudah
dikumpulkan, saya sangat tertarik pada karya anak ini. Menurut saya, anak
tersebut dangat kreatif dan memiliki keterampilan menggambar yang lebih dari
anak seusianya. Terlihat dari penggambaran adegan dengan menggunakan slide
seperti pada komik. Anak ini sudah memiliki perhatian terhadap lingkungan
sekitar. Kebetulan pada saat kegiatan menggambar ini berlangsung, masih suasana
lebaran Idhul Adha sehingga anak tersebut menggambar adegan pemotongan hewan
qurban. Mulai dari slide 1 dia menggambar dirinya yang sedang mempersiapkan
hewan qurban (kambing) dengan membawa pisau. Kemudian di slide 2 dia menggambar
dirinya yang sedang memotong kambing tersebut. Selanjutnya di slide ke 3 dia
menggambarkan bahwa kambing tersebut sudah mati dengan menggunakan bahasa
emoticon yang sering kita jumpai di HP. Dan di slide terakhir dia menggambarkan
dirinya yang sedang membagikan daging kambing kepada orang yang membutuhkan.
Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa anak ini sudah mengetahui makna dari
hari raya Idul Adha dan menceritakan kesenangan serta pengalamannya pada saat
hari raya Idhul Adha.
Dari beberapa gambar yang sudah dibahas
diatas terlihat bahwa anak-anak cenderung menyukai kegiatan menggambar dan
lebih bebas menceritakan pengalaman serta kesukaan mereka melalui kegiatan
menggambar. Kegiatan semacam ini bisa digunakan ketika anak kurang suka atau
tidak mau belajar. Dengan pola menggambar kita bisa memancing kreativitas anak
serta mengatahui apa yang mereka senangi. Terutama bagi orang tua yang
mengalami permasalahan terhadap anak yang cenderung minder dan pendiam, maka
dengan kegiatan menggambar orang tua bisa mengetahui permasalahan yang dialami
si anak, dengan melihat serta menganalisis hasil gambar anak tersebut kita akan
mengetahui permasalahan apa yang sedang ia hadapi.
Pustaka
Bandi
Soebandi. Mengenal Periodisaisi
Perkembangan Seni Rupa Anak tersedia
pada /file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031-BANDI_SOBANDI/MENGENAL_PERKEMBANGAN_SENI_RUPA_ANAK-ANAK_(Materi).pdf
diunduh pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.45 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar