ANALISIS 3 GAMBAR ANAK BERDASARKAN TINGKAT USIA
Menggambar
merupakan media yang penuh dengan imajinasi bagi anak, dengan menggambar
anak-anak bisa menuangkan hasil imajinasi serta keinginan mereka, sehingga
anak-anak akan merasa senang dan termotivasi untuk mencapai hasil imajinasi
mereka itu sendiri. Anak kecil merupakan imajinator yang sangat hebat. Mereka
mamiliki pikiran dan imajinasi yang tidak terbatas, berbeda dengan kita yang
sudah dewasa, imajinasi kita tidak akan bisa sebebas imajinasi pada saat kita
kecil karena sudah dibatasi oleh logika. Sedangkan anak kecil masih belum
memiliki pemikiran logika yang bisa membatasi imajinasi mereka.
Postingan
saya kali ini akan membahas tentang analisis gambar anak pada rentan usia
antara 9-13 tahun. Analisis gambar pada anak bertujuan untuk mengetahui
perkembangan anak baik itu perkembangan fisik maupun psikis anak dari beberapa
aspek antara lain bentuk, warna serta komposisinya.
Gambar
1
Nama : Raihan Abdul Rahman
Umur :
9 tahun
Sumber : Dok. pribadi
Gambar
ini merupakan gambar dari anak berusia 9 tahun. Menurut Viktor
Lowenfeld dan Lambert Brittain rentang
usia antara 9-10 tahun termasuk kedalam masa realisme awal. Pada periode Realisme Awal,
karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun
berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam lingkungan.
Selain itu kesadaran untuk berkelompok dengan teman sebaya dialami pada masa
ini. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam
menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.
Pemahaman warna sudah mulai disadari. Warna biru langit berbeda dengan biru air
laut. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi
bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan
garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain
seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Bertimbang
pada konsep diatas, sangat berbanding terbalik dengan yang saya temukan
dilapangan. Pada gambar ini terdapat gambar gunung kembar seperti yang biasa
kita temukan pada gambar anak pada umumnya. Kemudian ada awan, burung,
matahari, rumah, jalan raya, kolam ikan, sawah, bunga, serta penggambaran
dirinya sendiri. Anak ini hanya menggunakan 1 warna saja yaitu warna hijau pada
gunung sedangkan gambar yang lain tidak diberi warna. Anak ini menggambarkan 2
matahari yang diberi senyum karena menurut dia matahari yang terbit di tengah
gunung tersebut akan naik sehingga dia menggambarkan matahari yang satunya di
pojok kanan kertas. Selain itu terdapat penggambaran rumah yang biasa kita
temukan pada gambar anak-anak pada umumnya. Yang menarik adalah penggambaran
jalan raya yang langsung disambungkan dengan rumah. Menurut anak ini jalan raya
tersebut langsung menuju ke rumahnya sehingga dia menggambarakan jalan raya
tersebut nyambung dengan atap rumahnya.
Pada gambar anak ini belum menunjukkan adanya unsur – unsur perspektif.
Terlihat penggambaran manusia yang sama besar dengan rumah serta kolam yang kecil
dengan ikan – ikan dan orang yang sedang memancing. Terlihat juga anak tersebut
mencoba untuk menceritakan hobinya yaitu memancing sesuai dengan lingkungan
rumahnya yang dekat dengan pantai.
Gambar
2
Nama :
Al Lukman
Umur
: 12 tahun
Gambar
ini merupakan hasil gambar dari anak usia 12 tahun. Munurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain
termasuk pada Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) yaitu rentang
usia 12-14 tahun. Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak
serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis,
bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak
jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual
memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus
pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi)
serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan
keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya.
Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari.
Pada gambar anak ini terlihat masih
terdapat unsur yang biasa kita temukan pada gambar anak pada umumnya yaitu pola
gambar gunung dan sebagainya. Namun visualnya lebih beragam dengan
ditambahkannya manusia, kemudian pesawat, serta ada lambang yang biasa kita
temukan yaitu lambang tengkorak yang memiliki arti bahaya (danger), biasanya lambang ini bisa kita temukan pada laboratorium.
Dari pewarnaan, anak tersebut hanya menggunakan 1 warna saja yaitu warna merah.
Dilihat dari gerak geriknya pada saat menggambar anak tersebut memang cenderung
banyak bertanya dan banyak bercerita. Bisa dibilang anak ini tergolong anak
yang “gaul”. Terbukti dengan terdapatnya gambar anak punk pada hasil karya anak tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Viktor
Lowenfeld dan Lambert Brittain, pada usia ini anak mulai menggambarkan tokoh
yang digemarinya, dimana anak tersebut menyukai hal-hal yang berbau punk. Kemudian pada penggambaran objek
terutama kepala manusia yang digambarkan dengan visual anak punk tersebut sudah
mendekati bentuk realisme manusia. Namun belum ditemukan unsur-unsur perspektif
pada gambarnya.
Gambar 3
Nama : Dayat
Umur : 13 tahun
Sumber : dok. pribadi
Gambar terakhir merupakan gambar dari
anak berusia 13 tahun. Menurut Viktor Lowenfeld dan
Lambert Brittain anak tersebut termasuk kedalam masa naturalisme semu (Pseudo Naturalistic) rentang usia 12-14
tahun. Sama dengan konsep gambar yang telah dibahas sebelumnya, pada masa ini anak menunjukkan kemampuan berfikir
abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai
kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci.
Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual
memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus
pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi)
serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan
keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya.
Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari.
Gambar anak ini menceritakan pengalaman
bermainnya mulai dari bermain laying-layang, memancing serta terdapat juga
imajinasi yang ia gambarkan yaitu pesawat serta ikan-ikan yang besar yang dia
gambarkan di laut. Pada gambar anak ini bentuk visual obyek sudah beragam namun
masih saja terdapat bentuk-bentuk umum yang kita temukan pada gambar anak.
Meskipun usia anak ini sudah masuk usia yang seharusnya sudah tidak lagi
menggambarkan pola-pola seperti gambar gunung kembar namun terlihat kreativitas
anak ini masih terbatas. Terlihat juga bahwa anak tersebut masih takut untuk
menggunakan pensil warna dan lebih memilih untuk tidak mewarnai gambarnya sama
sekali. Namun ada hal yang menarik pada gambar tersebut, dimana sang anak
menggambarkan perahu disertai dengan bayangan yang muncul di air. Hal ini
menunjukkan bahwa anak tersebut sudah mulai memperhatikan hal-hal secara detail
seperti bayangan perahu di air.
Kegiatan menganalisis gambar ini sangat
penting untuk dilakukan guna mengetahui perkembangan psikologis anak. Beberapa
konsep yang dikemukakan oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa periodisasi
perkembangan anak memiliki tahapannya masing-masing. Namun tidak semua anak
mengalami perkembangan yang sama. Seperti pada gambar 3 anak yang saya temukan
dilapangan. Dari analisis gambar yang saya lakukan pada ketiga karya anak
tersebut sangat bertolak belakang dengan konsep perkembangan yang dikemukakan
oleh Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain. Meskipun demikian
dengan bertimbang pada konsep yang dikemukakan oleh Viktor Lowenfeld dan
Lambert Brittain kita dapat mengetahui bahwa perkembangan anak yang tinggal di
daerah pinggiran masih tergolong kedalam anak yang kurang kreatif. Hal ini
dibuktikan dengan ditemukannya pola-pola gambar yang masih berulang yaitu
gambar gunung kembar dan sebagainya pada gambar anak-anak tersebut meskipun
masih ada penambahan obyek lainnya namun anak-anak ini masih terikat dengan
pola gambar anak Indonesia pada umumnya. Bahkan pada anak usia 13 tahun pola
yang sama masih bisa kita temukan. Hal ini membuktikan bahwa anak-anak tersebut
masih belum sepenuhnya menuangkan imajinasi mereka.
Pustaka
Bandi
Soebandi. Mengenal Periodisaisi
Perkembangan Seni Rupa Anak tersedia
pada/file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031-BANDI_SOBANDI/MENGENAL_PERKEMBANGAN_SENI_RUPA_ANAK-ANAK_(Materi).pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar