Minggu, 11 Oktober 2015

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (Tugas 7 tgl 6 Okt 2015 sebagai Bukti Hadir Perkuliahan)

ANALISIS 3 GAMBAR ANAK BERDASARKAN TINGKAT USIA


Menggambar merupakan media yang penuh dengan imajinasi bagi anak, dengan menggambar anak-anak bisa menuangkan hasil imajinasi serta keinginan mereka, sehingga anak-anak akan merasa senang dan termotivasi untuk mencapai hasil imajinasi mereka itu sendiri. Anak kecil merupakan imajinator yang sangat hebat. Mereka mamiliki pikiran dan imajinasi yang tidak terbatas, berbeda dengan kita yang sudah dewasa, imajinasi kita tidak akan bisa sebebas imajinasi pada saat kita kecil karena sudah dibatasi oleh logika. Sedangkan anak kecil masih belum memiliki pemikiran logika yang bisa membatasi imajinasi mereka. 

Postingan saya kali ini akan membahas tentang analisis gambar anak pada rentan usia antara 9-13 tahun. Analisis gambar pada anak bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak baik itu perkembangan fisik maupun psikis anak dari beberapa aspek antara lain bentuk, warna serta komposisinya. 

Gambar 1
Nama : Raihan Abdul Rahman
Umur : 9 tahun


                                                          Sumber : Dok. pribadi

Gambar ini merupakan gambar dari anak berusia 9 tahun. Menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain rentang usia antara 9-10 tahun termasuk kedalam masa realisme awal. Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam lingkungan. Selain itu kesadaran untuk berkelompok dengan teman sebaya dialami pada masa ini. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna sudah mulai disadari. Warna biru langit berbeda dengan biru air laut. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini

Bertimbang pada konsep diatas, sangat berbanding terbalik dengan yang saya temukan dilapangan. Pada gambar ini terdapat gambar gunung kembar seperti yang biasa kita temukan pada gambar anak pada umumnya. Kemudian ada awan, burung, matahari, rumah, jalan raya, kolam ikan, sawah, bunga, serta penggambaran dirinya sendiri. Anak ini hanya menggunakan 1 warna saja yaitu warna hijau pada gunung sedangkan gambar yang lain tidak diberi warna. Anak ini menggambarkan 2 matahari yang diberi senyum karena menurut dia matahari yang terbit di tengah gunung tersebut akan naik sehingga dia menggambarkan matahari yang satunya di pojok kanan kertas. Selain itu terdapat penggambaran rumah yang biasa kita temukan pada gambar anak-anak pada umumnya. Yang menarik adalah penggambaran jalan raya yang langsung disambungkan dengan rumah. Menurut anak ini jalan raya tersebut langsung menuju ke rumahnya sehingga dia menggambarakan jalan raya tersebut nyambung dengan atap rumahnya.  Pada gambar anak ini belum menunjukkan adanya unsur – unsur perspektif. Terlihat penggambaran manusia yang sama besar dengan rumah serta kolam yang kecil dengan ikan – ikan dan orang yang sedang memancing. Terlihat juga anak tersebut mencoba untuk menceritakan hobinya yaitu memancing sesuai dengan lingkungan rumahnya yang dekat dengan pantai.

Gambar 2
Nama : Al Lukman
Umur : 12 tahun

                                                               Sumber : Dok. Pribadi

Gambar ini merupakan hasil gambar dari anak usia 12 tahun. Munurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain termasuk pada Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) yaitu rentang usia 12-14 tahun. Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari.

Pada gambar anak ini terlihat masih terdapat unsur yang biasa kita temukan pada gambar anak pada umumnya yaitu pola gambar gunung dan sebagainya. Namun visualnya lebih beragam dengan ditambahkannya manusia, kemudian pesawat, serta ada lambang yang biasa kita temukan yaitu lambang tengkorak yang memiliki arti bahaya (danger), biasanya lambang ini bisa kita temukan pada laboratorium. Dari pewarnaan, anak tersebut hanya menggunakan 1 warna saja yaitu warna merah. Dilihat dari gerak geriknya pada saat menggambar anak tersebut memang cenderung banyak bertanya dan banyak bercerita. Bisa dibilang anak ini tergolong anak yang “gaul”. Terbukti dengan terdapatnya gambar anak punk pada hasil karya anak tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain, pada usia ini anak mulai menggambarkan tokoh yang digemarinya, dimana anak tersebut menyukai hal-hal yang berbau punk. Kemudian pada penggambaran objek terutama kepala manusia yang digambarkan dengan visual anak punk tersebut sudah mendekati bentuk realisme manusia. Namun belum ditemukan unsur-unsur perspektif pada gambarnya.

Gambar 3
Nama : Dayat
Umur : 13 tahun

                                                                  Sumber : dok. pribadi

Gambar terakhir merupakan gambar dari anak berusia 13 tahun. Menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain anak tersebut termasuk kedalam masa naturalisme semu (Pseudo Naturalistic) rentang usia 12-14 tahun. Sama dengan konsep gambar yang telah dibahas sebelumnya, pada masa ini anak menunjukkan kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari.
Gambar anak ini menceritakan pengalaman bermainnya mulai dari bermain laying-layang, memancing serta terdapat juga imajinasi yang ia gambarkan yaitu pesawat serta ikan-ikan yang besar yang dia gambarkan di laut. Pada gambar anak ini bentuk visual obyek sudah beragam namun masih saja terdapat bentuk-bentuk umum yang kita temukan pada gambar anak. Meskipun usia anak ini sudah masuk usia yang seharusnya sudah tidak lagi menggambarkan pola-pola seperti gambar gunung kembar namun terlihat kreativitas anak ini masih terbatas. Terlihat juga bahwa anak tersebut masih takut untuk menggunakan pensil warna dan lebih memilih untuk tidak mewarnai gambarnya sama sekali. Namun ada hal yang menarik pada gambar tersebut, dimana sang anak menggambarkan perahu disertai dengan bayangan yang muncul di air. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut sudah mulai memperhatikan hal-hal secara detail seperti bayangan perahu di air.  

Kegiatan menganalisis gambar ini sangat penting untuk dilakukan guna mengetahui perkembangan psikologis anak. Beberapa konsep yang dikemukakan oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa periodisasi perkembangan anak memiliki tahapannya masing-masing. Namun tidak semua anak mengalami perkembangan yang sama. Seperti pada gambar 3 anak yang saya temukan dilapangan. Dari analisis gambar yang saya lakukan pada ketiga karya anak tersebut sangat bertolak belakang dengan konsep perkembangan yang dikemukakan oleh Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain. Meskipun demikian dengan bertimbang pada konsep yang dikemukakan oleh Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain kita dapat mengetahui bahwa perkembangan anak yang tinggal di daerah pinggiran masih tergolong kedalam anak yang kurang kreatif. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya pola-pola gambar yang masih berulang yaitu gambar gunung kembar dan sebagainya pada gambar anak-anak tersebut meskipun masih ada penambahan obyek lainnya namun anak-anak ini masih terikat dengan pola gambar anak Indonesia pada umumnya. Bahkan pada anak usia 13 tahun pola yang sama masih bisa kita temukan. Hal ini membuktikan bahwa anak-anak tersebut masih belum sepenuhnya menuangkan imajinasi mereka.

Pustaka
Bandi Soebandi. Mengenal Periodisaisi Perkembangan Seni Rupa Anak  tersedia pada/file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031-BANDI_SOBANDI/MENGENAL_PERKEMBANGAN_SENI_RUPA_ANAK-ANAK_(Materi).pdf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar