Selasa, 01 April 2014

MAJOR ART VS MAIN ART



Dua kata ini mungkin tidak asing lagi bagi para akademisi seni rupa, di mana kehidupan seni rupa di Indonesia selalu mengacu pada teori seni rupa Barat. Teori seni rupa Barat mengenal ada dua golongan dalam seni rupa yaitu Major Art dan Minor Art. Major Art merupakan seni utama sedangkan Minor Art merupakan seni yang dianggap remeh.
Major Art selalu dianggap sebagai pemimpin dari kehidupan seni rupa. Sedangkan Main Art selalu dianggap sebagai pelengkap dari Major Art. Dalam buku Ensiklopedia ada penekanan perbedaan antara Majot art dan Main Art yaitu, Major Art terdiri dari : architecture, sculpture, painting, music, and poetry. Sedangkan Main Art terdiri dari : furniture, textiles, ceramics, etc. (Chambers’s Encyclopedia, Vol.1 : 638-645)
Di Indonesia perbedaan antara Major Art dan Minor Art sangat terihat nyata, dalam hal ini seni lukis selalu menjadi fokus utama dalam kehidupan seni rupa di Indonesia, padahal jika kita lihat bidang seni rupa yang tergolong Minor Art seperti seni kriya maupun tekstil juga tidak kalah menarik untuk digeluti. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan seni lukis juga tidak terlepas dari perkembangan seni-seni yang lain.
Selain masalah kesenjangan antara Major Art dan Minor Art, masalah pelaku seni rupa (perajin) juga menjadi penghalang berkembangnya kedua golungan seni rupa tersebut. Perajin Major Art yang biasanya mereka tidak mau disebut sebagai perajin, mereka biasanya menyebut perupa. Padaha jika kita lihat penyebutan tersebut sama saja karena kedua golongan seni rupa tersebut sama-sama menghasilkan karya seni, namun biasanya para perupa Major Art tidak mau disamakan penyebutannya dengan perajin Minor Art. Mereka mengangap golongan perupa Major Art lebih tinggi dari pada perupa Minor Art. Akan tetapi jika dilihat dari hasil karya yang dihasilkan, belum tentu perupa Major Art lebih bagus karyanya dibandingkan dengan perupa Minor Art. Bahkan kebanyakan hasil karya perupa Minor Art jauh lebih bagus daripada hasil karya perupa Major Art, karena cara dan teknik yang mereka gunakan lebih rumit dan membutuhkan kesabaran serta proses yang lama. Jika dibandingkan dengan hasil karya perupa Major Art yang kebanyakan hanya menginginkan yang praktis dan asal jadi saja, mereka kadang melupakan bagaimana karya seni itu sebenarnya harus dikerjakan, sedangkan para perupa Minor Art mereka berkarya benar-benar tulus dari hati.
Kesenjangan tersebut seharusnya bisa diatasi karena mengingat manusia tidak bisa terlepas dari karya seni. Seni merupakan salah satu bagian dari kehidupan, di mana ada Major Art di situ harus ada Minor Art. Seharusnya keduanya bisa berjalan seimbang. Khususnya di Indonesia, karena Indonesia memiliki beragan budaya serta karya seni sehingga Major Art maupun Minor Art harusnya bisa saling mendukung dan berjalan seimbang antara satu dengan yang lain. Kita harus menyadari, tidak selamanya kita harus mengacu pada teori seni rupa Barat yang memisahkan antara Seni Major Art dan Minor Art. Kita harus membuktikan bahawa Major Art dan Minor Art bisa berjalan seimbang, Jika Major Art bisa terkenal dan menjadi seni yang utama maka tidak menutup kemungkinan bidang seni rupa Minor Art seperti seni kriya dan tekstil juga bisa terkenal dan menjadi yang utama seperti halnya seni lukis.
Selain itu, cara untuk memutus kesenjanagn tersebut juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan bidang teknologi yang sekarang semakin maju dan berkembang di Indonesia. Dengan menggunakan Website atau jejaring sosial lainnya kita bisa membawa perupa-perupa Minor Art masih belum dikenal nama serta hasil karyanya agar bisa masuk ke dunia seni rupa modern. Dengan begitu selain memajukan seni rupa di Indonesia, kehidupan perekonomianpun terbantu. Karena kita dapat melihat selama ini para perupa Minor Art kehihupan ekonominya masih tergolong sederhana, padahal hasil karya mereka sangat berkualitas namun karena kurangnya pengetahuan serta perbandingan sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara masuk ke pasar seni Iternasional dan orang bisa dengan murah mendapatkan karya seni yang berkualitas tersebut. Berbeda dengan perupa Major Art, dengan karya seni yang sederhana saja mereka sudah bisa mendapatkan hasil penjualan yang memuaskan karena mereka sudah masuk ke pasar Internasional.
Melihat kenyataan-kenyataan tersebut, sebagai perupa maupun penikmat seni sudah sepatutnya kita sadar dan mulai menggugurkan sedikit demi sedikit tentang teori seni rupa barat yang beredar di kehidupan seni rupa di Indonesia. Karena pada hakikatnya Major Art dan Minor Art tidak bisa dipisahkan dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya, sehingga tidak akan ada lagi kata Minor Art sebagai “seni remeh” atau “seni tidak dianggap”.

Thanks For Reading :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar