Dua kata ini mungkin tidak asing lagi
bagi para akademisi seni rupa, di mana kehidupan seni rupa di Indonesia selalu
mengacu pada teori seni rupa Barat. Teori seni rupa Barat mengenal ada dua
golongan dalam seni rupa yaitu Major Art
dan Minor Art. Major Art merupakan seni utama sedangkan Minor Art merupakan seni yang dianggap remeh.
Major
Art selalu dianggap sebagai pemimpin dari
kehidupan seni rupa. Sedangkan Main Art
selalu dianggap sebagai pelengkap dari Major
Art. Dalam buku Ensiklopedia ada penekanan perbedaan antara Majot art dan Main Art yaitu, Major Art
terdiri dari : architecture, sculpture, painting, music, and poetry. Sedangkan Main Art terdiri dari : furniture,
textiles, ceramics, etc. (Chambers’s
Encyclopedia, Vol.1 : 638-645)
Di Indonesia perbedaan antara Major Art dan Minor Art sangat terihat nyata, dalam hal ini seni lukis selalu
menjadi fokus utama dalam kehidupan seni rupa di Indonesia, padahal jika kita
lihat bidang seni rupa yang tergolong Minor
Art seperti seni kriya maupun tekstil juga tidak kalah menarik untuk
digeluti. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan seni lukis juga tidak
terlepas dari perkembangan seni-seni yang lain.
Selain masalah kesenjangan antara Major Art dan Minor Art, masalah pelaku seni rupa (perajin) juga menjadi
penghalang berkembangnya kedua golungan seni rupa tersebut. Perajin Major Art yang biasanya mereka tidak
mau disebut sebagai perajin, mereka biasanya menyebut perupa. Padaha jika kita
lihat penyebutan tersebut sama saja karena kedua golongan seni rupa tersebut
sama-sama menghasilkan karya seni, namun biasanya para perupa Major Art tidak mau disamakan
penyebutannya dengan perajin Minor Art.
Mereka mengangap golongan perupa Major
Art lebih tinggi dari pada perupa Minor
Art. Akan tetapi jika dilihat dari hasil karya yang dihasilkan, belum tentu
perupa Major Art lebih bagus karyanya
dibandingkan dengan perupa Minor Art.
Bahkan kebanyakan hasil karya perupa Minor
Art jauh lebih bagus daripada hasil karya perupa Major Art, karena cara dan teknik yang mereka gunakan lebih rumit
dan membutuhkan kesabaran serta proses yang lama. Jika dibandingkan dengan
hasil karya perupa Major Art yang
kebanyakan hanya menginginkan yang praktis dan asal jadi saja, mereka kadang
melupakan bagaimana karya seni itu sebenarnya harus dikerjakan, sedangkan para
perupa Minor Art mereka berkarya
benar-benar tulus dari hati.
Kesenjangan tersebut seharusnya bisa
diatasi karena mengingat manusia tidak bisa terlepas dari karya seni. Seni
merupakan salah satu bagian dari kehidupan, di mana ada Major Art di situ harus ada Minor
Art. Seharusnya keduanya bisa berjalan seimbang. Khususnya di Indonesia,
karena Indonesia memiliki beragan budaya serta karya seni sehingga Major Art maupun Minor Art harusnya bisa saling mendukung dan berjalan seimbang
antara satu dengan yang lain. Kita harus menyadari, tidak selamanya kita harus
mengacu pada teori seni rupa Barat yang memisahkan antara Seni Major Art dan Minor Art. Kita harus membuktikan bahawa Major Art dan Minor Art
bisa berjalan seimbang, Jika Major Art
bisa terkenal dan menjadi seni yang utama maka tidak menutup kemungkinan bidang
seni rupa Minor Art seperti seni
kriya dan tekstil juga bisa terkenal dan menjadi yang utama seperti halnya seni
lukis.
Selain itu, cara untuk memutus
kesenjanagn tersebut juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan bidang teknologi
yang sekarang semakin maju dan berkembang di Indonesia. Dengan menggunakan Website atau jejaring sosial lainnya
kita bisa membawa perupa-perupa Minor Art
masih belum dikenal nama serta hasil karyanya agar bisa masuk ke dunia seni
rupa modern. Dengan begitu selain memajukan seni rupa di Indonesia, kehidupan
perekonomianpun terbantu. Karena kita dapat melihat selama ini para perupa Minor Art kehihupan ekonominya masih
tergolong sederhana, padahal hasil karya mereka sangat berkualitas namun karena
kurangnya pengetahuan serta perbandingan sehingga mereka tidak tahu bagaimana
cara masuk ke pasar seni Iternasional dan orang bisa dengan murah mendapatkan
karya seni yang berkualitas tersebut. Berbeda dengan perupa Major Art, dengan karya seni yang
sederhana saja mereka sudah bisa mendapatkan hasil penjualan yang memuaskan
karena mereka sudah masuk ke pasar Internasional.
Melihat kenyataan-kenyataan tersebut,
sebagai perupa maupun penikmat seni sudah sepatutnya kita sadar dan mulai
menggugurkan sedikit demi sedikit tentang teori seni rupa barat yang beredar di
kehidupan seni rupa di Indonesia. Karena pada hakikatnya Major Art dan Minor Art
tidak bisa dipisahkan dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya,
sehingga tidak akan ada lagi kata Minor
Art sebagai “seni remeh” atau “seni tidak dianggap”.
Thanks For Reading :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar