Sabtu, 06 September 2014

TUGAS II



EKSPLORASI SENI MEDIA BARU



Eksplorasi, secara umum disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi. Pengertian eksplorasi di "Abad Informasi dan Spiritual" saat ini, juga meliputi tindakan pencarian akan pengetahuan yang tidak umum atau pencarian akan pengertian metafisika-spiritual; misalnya tentang kesadaran (consciousness), cyberspace atau noosphere.
Eksplorasi seni merupakan tindakan pencarian atau penjelajahan sesuatu yang bersifat baru dalam bidang kesenian. Eksplorasi atau penjajakan adalah tahapan awal seniman untuk melihat, membayangkan, merasakan, dan menanggapi melalui kepekaan inderawi serta sanubarinya. Dalam hal ini seniman yang berkaitan harus memperhatikan lingkungan sekitarnya, di mana lingkungan juga sangat mempengaruhi kreativitas seniman tersebut.
Bicara tentang eksplorasi, berarti bicara tentang kreativitas, di mana proses eksplorasi tidak bisa lepas dari proses kreatif. Kreatif dalam hal ini bukan saja tentang penciptaan sebuah karya yang baru, tetapi bagaimana seorang seniman itu mengaitkan proses berkaryanya dengan isu – isu lingkungan yang sedang beredar.
Baru – baru ini juga pemerintah mencetuskan salah satu program yaitu “Indonesia kreatif”. Program ini mengaktivasi sinyal kolaborasi antar stakeholder ekonomi kreatif. Platform ini menawarkan ruang kepada creative minds untuk saling terhubung dan terlibat langsung dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Indonesiakreatif.net diluncurkan secara resmi pada 23 Juni 2010 oleh Ibu Mari Elka Pangestu. Indonesiakreatif.net berkomitmen menjalankan perannya sebagai hub antara insan kreatif, pelaku usaha dan pemerintah secara berkelanjutan.
Bagi seni rupa bereksplorasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting, melihat perkembangan seni rupa yang sangat pesat dan menjanjikan bagi seniman yang mau menciptakan karya seni yang baru dan lain dari pada yang lain.
Bereksplorasi bisa saja dilakukan dengan car menggabungkan beberapa cabang seni seperti penggabungan antara seni lukis dan seni grafis yang dilakukan oleh Sukamto dalam pameran tunggalnya, 19-30 September 2012, di Galeri Cipta 2, Taman Ismail Marzuki, menawarkan bentuk eksplorasi dan inovasi berupa lukisan grafis.


Karya ini memadukan teknik grafis dan lukis. Di atas Kanvas Sukamto, sapuan warna ditarik saling bertabrakan, tumpang tindih, dan menciptakan kesan sesak, dan kacau balau. Warna-warna mati; biru tua, hijau tua, dan bahkan hitam, tampil berani di atas latar berwarna terang—biru muda atau kuning, dan menciptakan kekacauan yang sempurna. Sapuan kasarnya merekam gerak yang progresif. Dan gerak tersebut mengesankan semangat. Semangat yang menampilkan kemudaan jiwa dari seorang Sukamto—yang berusia lima bulan lebih tua dari Indonesia. Medium lain Sukamto dalam berkarya—selain lukisan cat minyak di atas kanvas, adalah seni cetak (printmaking), dan drawing di atas kertas. Berbeda dengan sapuan cat minyaknya di atas kanvas, goresan tinta, dan karya-karya cetak di atas kertas Sukamto, tampil lebih santun. Obyek-obyek di atas kertas tampak lebih jelas dan detil.
Selain Sukamto, masih banhyak lagi pelukis yang melakukan eksplorasi dalam proses berkaryanya. Mahasiswapun tidak mau kalah dan berbondong – bondong melakukan eksplorasi seni. Lihat saja beberapa karya seni yang dihasilkan oleh mhasiswa jurusan seni rupa, Undiksha. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah karya Gede Panca Gautama. Mahasiswa jurusan Seni Rupa yang mengambil tugas akhir lukis ini, mencoba mengeksplorasi seni lukis dan dekoratif. 



Beberapa karya tersebut menunjukkan bahwa seni lukis tidak hanya bergelut dengan kanvas besar, cat, dan kuas saja. Tetapi seni lukis juga bisa dieksplorasi sesuai dengan kreativitas sang pelukis. Seperti yang dilakukan oleh Panca. Media yang dia gunakan yaitu kanvas dan pulpen saja, dan proses berkaryanya ini hanya menghabiskan dana sekitar kurang dari Rp. 50.000,- untuk setiap karya yang dia ciptakan. Sangat berbanding terbalik dengan karya lukis biasa yang menghabiskan dana paling sedikit Rp. 500.000 untuk satu karya tugas akhir (TA).
Hal ini membuktikan bahwa tidak ada batasan bagi kita dalam berkarya, dan tidak ada alasan pula untuk takut mengeksplorasi karya seni sesuai dengan kreativitas yang kita miliki. Karena pasar seni saat ini sangat menjanjikan bagi kita yang mau dan tau bagaimana cara menhasilkan karya seni yang baru tetapi tetap berkualitas.

Thanks for read :)

 



Pustaka
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar