Penting
gak sih seni rupa buat anak-anak ?
Pertanyaan tersebut muncul sejak
saya menyadari bahwa sejak kecil ternyata saya sudah bergelut dengan media
maupun dunia seni. Terbukti, seingat saya dulu saat saya kecil, ketika orang
tua saya memberikan buku dan pensil hal pertama yang saya lakukan adalah
menggores secara bebas pada media buku tersebut. Hal serupapun pernah saya
lakukan kepada adik saya, dan dia juga melakukan hal yang sama.
Jika ditanya penting atau tidaknya seni rupa bagi anak, maka
jawabannya adalah sangat penting. Secara alamiah anak sudah memiliki jiwa seni
sejak usia dini, mereka sudah memiliki imajinasi dan bisa mengembangkannya.
Anak berumur 1 tahun sudah bisa mencoret-coret apa saja. Ia sudah mulai mencoba
menyerap dan mempelajari apa yang ada di sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa seni
merupakan media bagi anak untuk mengenal dunis secara sederhana. Dengan
mencoret-coret saja mereka bisa mengungkapakan apa yang mereka lihat di
sekitarnya. Dengan seni pula mereka bisa mengekspresikan pengalaman-pengalaman
fantasi mereka.
Sejak usia dini
anak memiliki potensi yang sangat besar. Menurut Prof. Dr. Utami Munandar
seorang pakar kreativitas indonesia kapasitas seorang anak pada usia 6 bulan
sudah mencapai sekitar 50% dari keseluruhan potensi orang dewasa.
Pada masa ini
anak mengalami perkembangan intelektual otak yang sangat cepat. Tingkat
perkembangan intelektual anak
sejak lahir
sampai usia 4 tahun mencapai 50%,
oleh karena itu
pada masa empat tahun pertama ini sering disebut juga sebagai golden age (masa
keemasan). Karena si anak mampu menyerap dengan cepat setiap rangsangan yang
masuk. Si anak akan mampu
menghafal banyak sekali
informasi seperti pembendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian dan
sebagainya sehingga usia 8 tahun anak telah memiliki tingkat
intelektual otak sekitar 80%.
Perkembangan
intelektual otak ini relatif berhenti dan mencapai kesempurnaannya pada usia 18
tahun. Jadi setelah usia 18 tahun intelektualitas otak tidak lagi mengalami
perkembangan. Oleh karena itu jika para orang tua menyia-nyiakan kesempatan
emas pada masa kanak-kanak berarti mereka telah kehilangan satu moment yang
sangat baik untuk memberikan landasan bagi pendidikan anak selanjutnya. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk menuangkan daya intelektual yang
digabungkan dengan daya imajinasinya adalah melalui menggambar.
Kadang banyak orang tua yang mengeluh dan tidak terlalu memperdulikan
masa kecil anaknya, padahal masa kecil merupakan masa yang paling menentukan.
Semua kejadian yang dialami pada masa kecil akan terekam dalam ingatan dan akan
membekas sampai berumur dewasa bahkan selamanya. Orang tua merupakan salah satu
faktor pendorong bagi perkembangan psikologis anak. Terkadang banyak orang tua
yang melarang anak mereka mencoret-coret atau menggambar di dinding-dinding, di
lantai, dan lain-lain. Bahkan tingkah laku tersebut dibilang nakal, padahal
mungkin saja anak-anak tersebut kekurangan media untuk menuangkan imajinasi
mereka sehingga mereka memberontak dan bertingkah seolah-olah mereka memang
nakal. Hal inilah yang membuat dan mendorong psikologis anak berkembang ke arah
yang negatif. Untuk menghindari hal tersebut tidak ada salahnya jika orang tua
menyediakan media yang lebih baik agar mereka tidak mencoret-coret di daerah
yang tidak seharusnya dicoret.
Tanpa kita sadari, menggambar merupakan media belajar yang
paling menyenangkan bagi anak-anak. Hal ini bisa kita lihat ketika anak kecil
disodorkan buku bacaan yang berisi gambar dengan buku bacaan yang tidak berisi
gambar, mereka pasti lebih tertarik membaca buku cerita yang berisi gambar. Hal
itupun saya rasakan sendiri ketika saya masih kecil. Ketika orang tua saya mengajari
matematika, saya merasa cepat bosan dan tidak tertarik sama sekali untuk
belajar kalau tidak takut karena akan dimarahi, hingga suatu saat kakak saya
menagajari saya matematika dengan metode menggambar seperti perhitungan dengan
menggunakan gambar bunga-bunga atau gambar hewan saya menjadi lebih tertarik
untuk belajar. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan seni rupa memang sangat
dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Menggambar juga merupakan media imajinasi bagi anak, dengan
menggambar anak-anak bisa menungkan hasil imajinasi serta keinginan mereka,
sehingga anak-anak akan merasa senang dan termotivasi untuk mencapai haisl
imajinasi mereka itu sendiri. Anak kecil merupakan imajinator yang sangat
hebat. Mereka mamiliki pikiran dan imajinasi yang tidak terbatas, berbeda
dengan kita yang sudah dewasa, imajinasi kita tidak akan bisa sebebas imajinasi
pada saat kita kecil karena sudah dibatasi oleh logika. Sedangkan anak kecil
masih belum memiliki pemikiran logika yang bisa membatasi imajinasi mereka.
Terkadang saya berpikir bahwa saya ingin kembali ke masa
anak-anak tersebut dimana semua yang dilakukan masih tidak terbatas oleh
logika. Masa di mana saya merasa bebas, merasa tidak tertekan oleh tuntutan
kehidupan sehingga yang dipikirkan hanyalah hal-hal yang menyenangkan. Mungkin
hal tersebut juga yang mendorong munculnya lukisan beraliran naif dalam seni
rupa. Pelukis menuangkan hasil imajinasi mereka dalam bentuk yan sederhana
seperti karya anak kecil.
Saya bersyukur karena Allah SWT memberikan jalan kepada saya
untuk masuk jurusan seni rupa, karena dengan masuk seni rupa saya bisa
mengatahui betapa dekatnya dan betapa pentingnya seni rupa bagi kehidupan kita.
Sejak kecil saja kita sudah memiliki jiwa seni, tetapi banyak dari manusia yang
tidak menyadari hal tersebut. Seni rupa merupakan salah satu media yang bisa
dijadikan motivator serta media pembelajaran yang sangat menyenangkan bagi
anak-anak. Selain bisa membuat belajar menjadi lebih menyanangkan, seni rupa
juga bisa melatih daya imajinasi anak serta melatih kerja otak kanan dan otak
kiri agar berjalan lebih seimbang.
Thanks
for read it :)
DAFTAR PUSTAKA