SENI RUPA !? Dua kata itu
selalu hadir dan menghantui benak saya sejak guru saya yang mengajar Seni rupa
di SMA saya mengusulkan kepada saya untuk mengambil jurusan Pendidikan Seni
Rupa ketika saya lulus SMA dan melanjutkan pendidikan di universitas nanti.
Semenjak saya kecil, saya tidak pernah bermimpi ataupum membayangkan bahwa saya
akan mengambil jurusan seni rupa. Tanda tanya besar yang selalu muncul dan semakin menari-nari dalam otak saya ketika
saya duduk di bangku SMA kelas 3, pasalnya saya harus memikirkan masa depan
saya, kemana saya harus melanjutkan pendidkan saya serta jurusan apa yang harus
saya ambil ? bisakah saya mengambil jurusan ini ? mampukah saya menjalani perkuliahan
seni rupa yang kabarnya penuh dengan tugas dan juga membutuhkan biaya yang
sangat mahal ?
Akhirnya pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat saya jawab dengan mencoba menjalani dan mengambil jurusan
pendidikan Seni Rupa. Awalnya saya tidak merasa yakin bahkan sangat tidak yakin
akan mengambil jurusan ini karena saya merasa kemampuan saya tidak terlalu
menonjol dan menunjukkan bahwa saya memiliki bakat di bidang seni, namun kedua
orang tua kandung serta orang tua angkat saya memberikan dukungan penuh, pasalnya sarjana
pendidikan seni rupa di daerah saya masih sangat jarang bahkan di SMA saya saja
hanya ada 2 guru yang mengajar kesenian. Selain itu orang tua saya juga melihat
ada potensi dan bakat seni dalam diri saya karena dari SD saya suka membuta
kerajinan-kerajinan tangan seperti pernak pernih, hiasan, tekstil, membuat
kaligrafi maupun membuat gambar-gambar anime karena saya dulu sangat menyukai
film-film anime. Namun saya sendiri berpikir bahwa keahlian saya tersebut tidak
cukup untuk menjelajahi dunia seni rupa yang saya dengar dulu kabarnya sangat
sulit. Isu-isu yang sering terdengar itupun yang membuat saya semakin ragu
untuk mengambil jurusan ini.
Sayapun mencoba untuk mencai
tahu tentang bagaimana sistem perkuliahan di jurusan seni rupa kepada
teman-teman kakak saya maupun kepada guru saya. Dari jawaban mereka memang saya
dapat membayangkan perkuliahan seni rupa itu seperti apa namun mereka juga
malah meyakinkan saya lagi untuk mengambil jurusan ini karena mereka tahu bahwa
saya orang yang mau belajar dan berusaha dan mereka juga yakin saya bisa
mengembangkan potensi yang saya miliki. Sebenarnya selain masalah bakat, masih
banyak juga kendala yang saya pikirkan. Mulai dari biaya perkuliahan karena
saya berasal dari kelurga yang tergolong sederhana sedangkan kakak saya juga
masih menempuh S1 kebidanan, Kendala lainnya adalah saya sejak kecil ingin
sekali menjadi perawat, namun kembali lagi masalah biaya juga membuat saya
mencoba untuk melupakan keinginan tersebut dan sampai saat ini orang tua saya
tidak mengetahui keinginan saya tersebut. Saya sengaja merahasiakannya dari
orang tua saya karena saya berpikir bahwa jika saya mengatakan kepada orang tua
saya, yang jelas orang tua saya pasti
mendaftarkan saya di Perguruan Tinggi Keperawatan dan saya tidak akan tahu apa
yang mereka inginkan, dan ternyata mereka menginginkan saya menjadi seorang
guru karena di keluarga saya sudah banyak sekali yang mengambil jurusan
Kesehatan, dan jurusan yang mereka pilihkan untuk saya adalah Pendidikan Seni
Rupa, saya berpikir mungkin orang tua saya tidak bisa menyekolahkan saya di
jurusan seni rupa yang bisa dikatakan biaya perkuliahan prakteknya mahal namun
orang tua saya tetap mayakinkan saya bahwa mereka mampu dan mengatakan kepada
saya bahwa “pasti Allah memberikan jalan”, kata-kata tersebut merupakan salah
satu motivasi saya dalam menempuh hidup diperantauan sekarang ini. Dan benar
saja, ternyata janji Allah itu memang benar, saya diusulkan untuk mendapatkan
beasiswa Bidik Misi di kelas saya. Kembali lagi saya bingung mengenai
universitas mana dan jurusan apa yang harus saya daftarkan. Saya sempat
berpikir bahwa saya ingin mengambil jurusan Seni Musik, karena saya juga sangat
tertarik dan memang memiliki hobby di bidang musik sejak kecil. Namun saya
memikirkan keinginan orang tua saya dan dengan mengucap Bismillah saya
memutuskan mengambil jurusan Pendidikan Seni Rupa.
Setelah memutuskan mengambil
jurusan pendidikan seni rupa, saya kembali dibingungkan lagi dengan
universitasnya, guru saya mengusulkan untuk mendaftar di UNM Makassar, namun di
sana tidak ada pilihan untuk jurusan seni rupa, kemudian orang tua saya
mengusulkan untuk mendaftar di UNY tetapi orang tua angkat saya tidak
memberikan ijin karena terlalu jauh untuk saya, akhirnya saya memutuskan untuk
mendaftar di Bali yaitu di Universitas Pendidikan Ganesha, walaupun orang tua
saya awalnya sempat takut karena Bali terkenal dengan pergaulannya yang bebas
tetapi saya mencoba menjelaskan kepada mereka bahwa saya bisa menjaga diri dan
mereka juga mencoba memberikan saya kepercayaan yang Insya Allah akan saya jaga
sampai nanti saya lulus kuliah. Masalah pendaftaran kuliah sudah selesai dan
sekarng tinggal menunggu pengumuman kelulusan UN dan juga kelulusan SNMPTN
jalur undangan yang saya ambil.
Pengumuman kelulusan UNpun
tiba, dan pada saat itu saya sedang berada di kota Makassar untuk mendaftar di
universitas Hasanuddin di jurusan Fishiotherapi, jurusan yang memang saya
inginkan, dan mendaftar di UNM makassar di jurusan Seni Rupa juga sambil
menunggu pengumuman kelulusan UN dan SNMPTN, dan Alhamdulillah saya dihubungi
oleh orang tua angkat serta sahabat-sahabat saya bahwa siswa di SMA saya 100%
lulus semua. Pada saat itu perasaan saya sedang tidak karuan, antara senang,
sedih dan tegang. Senang karena saya lulus UN dengan nilai yang cukup
memuaskan, sedih karena saya harus menunggu pengumuman kelulusan di perantauan
dan tidak bisa berbagi rasa haru dan bahagia bersama sahabat-sahabat saya yang
masih di Bima, wajar saja karena saya masih remaja dan saat itu saya masih
tidak bisa jauh dari sahabat-sahabat saya karene mereka adalah kelurga dan
rumah kedua bagi saya, tegang karena saya 1 minggu lagi harus menjalani ujian
tulis di Universitas tempat saya mendaftar yaitu UNHAS dan UNM.
Waktu 1 minggu tersebut saya manfaatkan
dengan sebaik mungkin utuk belajar. Kebetulan ada salah satu sahabat saya yang
mendaftar di Universitas yang sama, dan dia mengikuti les untuk ujian SNMPTN,
saya meminta bantuan kepada sahabat saya tersebut untuk mengajarkan hasil
lesnya kepada saya dan saya juga maminjam buku-bukunya untuk bahan saya
belajar. 3 hari sebelum ujian tulis di UNM, sya ditelpon oleh orang tua angkat
saya dan betapa kagetnya saya ketika dia mengatakan bahwa saya lulus SNMPTN
yang saya daftar di Bali. Anehnya saya menangis bukan karena terharu tetapi
karena saya melihat ibu saya manangis, namun dalam hati kecil saya ada rasa
senang dan haru yang tak terbendung. Sayapun langsung sujud syukur dan saya
juga melihat Ibu saya melakukan sujud syukur juga. Besoknya saya langsung
memesan tiket pesawat untuk kembali ke rumah dan mengurus semua keperluan saya
untuk kuliah di Bali.
Pagi sampai di rumah, dan
malamnya saya langsung berangat ke Bali. Sekarang saya di temani oleh bapak
saya karena ibu saya yang saat itu sedang hamil tua jadi dia tidak mungkin
mengantarkan saya ke Bali. Kelurga besar saya mengantarkan saya sampai
terminal. Buspun datang dan saya segera meluncur ke Bali. Pendaftaran ulangpun
selesai dan sekarang saatnya Bapak saya pulang dan meninggalkan saya di Bali.
Memulai awal baru, hidup
sendiri tanpa keluarga dan juga tanpa para sahabat. Akhirnya
pertanyaan-pertanyaan yang dulu sempat menghantui saya terjawab sudah, sekarang
saya menjalani kehidupan baru saya dengan padatnya perkuliahan seni rupa, dan
benar saja bahwa perkuliahan seni rupa yang saya jalani memang penuh dengan
tugas-tugas dan juga membutuhkan biaya yang sangat banyak. Namun karena memang
saya menyukai dunia seni, semuanya terasa menyenangkan, dan Alhamdulillah saya
saat ini menyadari bahwa memang inilah jalan saya, inilah jawaban atas doa-doa
dan harapan saya bahwa apapun yang Allah berikan itulah yang terbaik. Dan
sayapun menyadari bahwa dunia seni itu adalah jalan spiritual, dengan seni saya
merasa lebih dekat dengan Tuhan, dengan seni saya dapat lebih berekspresi dan mengungkapkan rasa syukur saya terhadap
nikmat yang Allah berikan, dengan seni saya dapat lebih menikmati hidup.
Sekarang saya menyadari bahwa apa yang kita inginkan itu belum tentu yang
terbaik untuk kita, kita harus mencoba bermimpi dan memikirkan apa yang orang
lain inginkan untuk masa depan kita, karena kita tidak bisa membangun masa
depan itu sendiri, karena Tuhan mengatur segalanya tinggal bagaimana kita
mengatur diri sendiri dan menentukan
jalan yang harus kita tempuh.
Thank You ; )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar