Kajian dalam
seni tidak semata-mata berfokus kepada mono disiplin. Masalah kajian dalam
seni harus menjadi fokus utama semasa memulakan sesuatu kajian yang sistematik
dan saintifik. Penyataan masalah adalah berdasarkan kepada latar belakang atau
fakta ontologi terhadap makna seni. Perumusan terhadap latar belakang kajian
akan terbentuk masalah kajian daripada persoalan harian yang dikumpulkan
fakta-faktanya sehingga boleh diangkat menjadikan suatu masalah kajian yang
baik untuk dikaji.
Interdisiplin sangat menunjang terwujudnya media – media baru dalam
seni rupa. Kemunculan inovasi – inovasi yang kian berkembang tidak boleh keluar
dari disiplin – disipli ilmu yang sudah ada. Seni (art)
dalam pengertian yang sempit adalah sebuah disiplin kegiatan yang terbatas pada
keahlian (skill) atau dapat diperluas untuk meliputi cara melihat dunia. Kata
art diperoleh dari bahasa Latin ars, yang artinya skill. Seni adalah keahlian
melakukan satu tindakan khusus, seperti seni (keahlian) berkebun atau bermain
catur.
Hubungan
antara eksperimentasi bahan dan penemuan konsep seni tertentu, seni rupa dan
produk yang menggunakan media fisik dan non fisik, antara lain: warna, bentuk,
bunyi, gerak, cahaya merupakan media. Kreatifitas dapat berkembang, sebab
menemukan cara baru yang merupakan bagian dari kreatifitas seni modern.
Feldman
(1967:308)
menjelaskan jika teknologi baru dalam bidang komunikasi dengan ditemukannya
kertas alat cetak oleh Gutenberg (1450) di Jerman. Maka seni rupa dimulai
dengan penemuan cat minyak dan kanvas pada abad ke-15 di daerah Flam Belanda,
telah mengubah seluruh persepsi seniman dalam melukis. Sebelumnya mereka
mempergunakan teknik lukis tempera atau fresco untuk melukis dengan dinding
sebagai kanvasnya. Selanjutnya dia menjelaskan adanya eksperimen dan penemuan
teknik kolase, atau coller (bahasa Perancis = melem) mengubah cara melukis
orang Eropa. Kemudian di zaman kubisme (Picasso, 1881-1975), merubah cara
pandang melukis tradisional teknik cat minyak; yang semata bertujuan imitatif
(meniru alam).
Selanjutnya,
penemuan cat enamel untuk keperluan rumah tangga, yang diproduksi secara
besar-besaran oleh pabrik, memberi kesempatan bagi Jackson Pollck (1912-1956),
menciptakan teknik dan sekaligus gaya melukis yang khas yang disebut dengan
abstrak-ekspresionisme.
Demikian
juga teknik otomatisme Max Ernst (1891-1976), yang dia sebut : Collage yaitu
teknik menempel, memberikan kesan ilusi atau Ilusionisme. Frottage yaitu teknik
menggosok dengan meletakkan sebuah benda di bawah kertas atau kanvas kemudian
gosokkan itu menghasilkan gambar otomatis.
Grattage
yaitu menggoreskan cat dengan pisau palet. Occilation, yaitu mengucurkan cat
melalui kaleng yang dilobangi dengan mengayun-ayunkan kaleng tersebut yang
tergantung pada tali. Di samping itu Ernst memakai pita rekat (adhesive tape)
menciptakan garis-garis yang lurus.
Teknik-teknik
ini mengotomasisasikan penciptaan yang disebut lukisan. Di Indonesia, Mustika
(2001) menjelaskan tentang pelukis Afandi (1907- ) yang melukis dengan cara
menggantikan kuas dengan jari-jari tangannya. Teknik celup batik, dipergunakan
oleh pelukis untuk melukis, dan banyak contoh lainnya di tanah air kita dalam
mengembangkan teknik melukis, misalnya melukis dengan bulu ayam, melukis di
atas kulit dan seterusnya.
Teknik dan
media yang dipakai dalam seni rupa sangat bervarisi, dan menarik untuk dikaji
ulang. Kini orang dapat melukis dengan bantuan teknik fotografi dan komputer
untuk menghasilkan sebuah lukisan atau gambar. Namun teknologi dalam seni tidak
sama dengan teknologi dalam enginering yang dapat berkembang tanpa batas.
Kemudian dapat pula dipertimbangkan bahwa tradisi seni rupa yang telah
berlangsung berabad lamanya masih berlaku sampai sekarang. Sebab teknik
hanyalah alat yang dipakai dalam berseni. Oleh karena itu teknologi tradisional
dalam seni masih dipelajari sampai sekarang oleh negara yang paling maju
sekalipun teknologinya.
Teknik dan
bahan dalam seni rupa selalu sebenarnya sudah mengalami kemajuan sejak dulu.
Pelukis – pelukis zaman dulu juga melahirkan media – media baru.
Jika kita
perhatikan saat ini banyak sekali bermunculan karya – karya seni instlasi baru
dengan menyatukan beberapa unsur dan konsep aliran – aliran seni, seperti
menyatukan seni kriya kayu dengan seni kriya tekstil atau menyatukan seni lukis
dengan seni kriya tekstil. Banyak yang bisa kita jumpai saat ini terobosan
terobosan baru seperti penggunaan bahan – bahan alami untuk kebutuhan produk
tekstil, tentu saja para pembuat produk tersebut tidak hanya melihat dari aspek
kesenirupaan saja, namun mereka juga pasti melakukan penelitian – penelitian
apakah bahan alami tersebut benar – benar aman dan bisa digunakan untuk
pembuatan produk tekstil.
Disiplin –
disiplin inilah yang menjadi penunjang kemunculan media – media baru dalam seni
rupa. Media boleh baru, bentuk dan warna boleh berubah sesuai dengan yang
diinginkan pembuat namun harus tetap memperhatikan disiplin – disiplin ilmu
yang ada.
Pustaka