Jumat, 09 Mei 2014

KARAKTERISTIK SENI RUPA



Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna.Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian- bagiannya.
Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh : seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk. Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai / terapan (applied art). Seni murni adalah karya seni rupayang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan.Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu : arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuatkarya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi.
          Jika dikaji lebih dalam mengenai karakteristik seni rupa, kita akan melihat perbedaan dari cabang – cabang seni tersebut terutama pada seni murni (fine art). Contohnya pada seni lukis dan seni patung. Jika dibandingkan kedua cabang seni ini memiliki tingkat kesulitan yang sama terutama pada proses pembuatannya. Namun di sisi lain, dari proses pembuatannya juga kita bisa melihat perbedaan yang sangat signifikan, dalam seni patung kita sudah biasa menjumpai kerja gotong royong dalam pembuatannya, dan biasanya memang patung tidak bisa dibuat oleh satu orang saja apalagi dalam pembuatan patung – patung besar atau monumen. Dalam hal ini pembuatan patung dilakukan oleh tukang – tukang yang memang sudah dibayar oleh senimannya, sedangkan seniman hanya memantau dan mencetuskan ide saja dan pada akhirnya yang menggagaskan patung tersebutlah yang dikenal oleh masyarakat sebagai pembuat patung tersebut.
          Lain halnya dengan seni lukis, dalam proses pembuatannya lukisan selalu dibuat oleh satu orang seniman. Apabila penggarapan lukisan tersebut dilakukan secara bersama atau gotong royong, maka karya seni yang dihasilkan dianggap tidak wajar dan menimbulkan kontroversi bagi seniman itu sendiri. Hal ini sebenarnya belum diketahui apakah memang benar bahwa pengerjaan atau pembuatan karya seni lukis yang dilakukan secara bersama itu tidak diperbolehkan atau bagaimana, namun hal tersebut sejak dahulu sudah melekat pada kehidupan seni rupa yang condong mengikuti seni rupa barat.
          Perbedaan tersebut tidak hanya kita jumpai pada seni rupa saja, namun pada seni tari maupun seni musik kita akan menjumpai hal yang serupa. Lihat saja pada seni musik kita sering menjumpai penyanyi atau pemusik yang membawakan atau menyanyikan lagu orang lain, bahkan lebih bagus daripada penyanyi aslinya dan itu dianggap hal yang wajar. Sedangkan di seni rupa, jika kita membuat karya seni yang sama maka karya seni seni tersebut akan dianggap sebagai hasil jiplakan atau plagiat walaupun hasilnya lebih bagus atau tidak. Hal ini juga menimbulkan tanda tanya besar bagi saya dan mungkin juga bagi perupa – perupa akademis yang lain. Padahal jika dalam seni rupa kita bisa membuat karya seni yang sama, hal tersebut malah akan memberikan keuntungan bagi kehidupan seni rupa itu sendiri yaitu kita bisa melestarikan lukisan – lukisan atau karya seni yang memang limited dibuat oleh pelukisnya terutama lukisan – lukisan legendaris seperti lukisan monalisa dll. Namun dikaji dari segi negatifnya, hal tersebut bisa membatasi proses kreativitas perupa itu sendiri, dimana mereka hanya tahu menjiplak saja sehingga tidak ada inovasi baru dalm perkembangan kehidupan seni rupa untuk kedepannya. Kita tidak bisa memungkiri bahwa proses kreativitas merupakan salah satu hal terpenting yang diperlukan dalam kehidupan berkesenian baik itu seni rupa, seni drama, seni musik maupun cabang – cabang seni yang lain.
Sebagai calon perupa atau pelaku seni, mengetahui, mengerti, mengenali, mempelajari, dan menyebarluaskan seni merupakan tugas utama terutama seni di Indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia kaya akan kesenian dan kebudayaannya. Maka sebagai pemuda Indonesia yang baik kita harus bisa melestarikan dan mengembangkan kesenian yang kita miliki tersebut agar tidak ada lagi perebutan serta pengakuan kebudayaan.


Thanks for read it :)